Pengaruh kebijakan pemerintah kolonial terhadap bangsa indonesia
1.
Latar Belakang Penjajahan Bangsa Barat
Mengapa bangsa-bangsa Barat tertarik
dengan kekayaan Indonesia? Kekayaan apa saja yang mendorong kedatangan
bangsa-bangsa Barat ke Indonesia?
Beberapa
daya tarik dan faktor pendorong bangsa Barat ke Indonesia antara lain:
a.
Daya Tarik Indonesia Bagi Bangsa-bangsa Barat
Berbagai komoditas perdagangan yang
dihasilkan bangsa Indonesia lah yang menjadi incaran bangsa-bangsa Barat.
Berbagai hasil bumi Indonesia tidak hanya menjadi konsumsi bangsa-bangsa Asia,
tetapi juga menjadi salah satu incaran bangsa-bangsa Barat.
Mengapa bangsa-bangsa Barat sangat
membutuhkan rempah-rempah? Indonesia dan bangsa- bangsa di Eropa memiliki
perbedaan kondisi alam. Pengaruh lokasi telah memberikan perbedaan iklim dan
kondisi tanah di Indonesia dan Eropa. Hal ini mengakibatkan hasil bumi yang
diperoleh juga berbeda. Bangsa Indonesia harus senantiasa bersyukur karena
dianugerahi Tuhan Yang Maha Esa hidup di daerah tropis.
Keberadaan musim hujan dan kemarau di
Indonesia memungkinkan berbagai tanaman mudah tumbuh dan berkembang di
Indonesia. Untuk tanaman kebutuhan sehari-hari dapat ditanam di setiap waktu.
Hal ini berbeda dengan bangsa-bangsa Eropa yang memiliki empat musim yakni
musim panas, musim dingin, musim semi, dan musim gugur. Apakah pada saat ini
Indonesia masih menjadi negara yang memiliki hasil bumi yang diminati bangsa
lain? Hasil bumi apa saja yang menjadi andalan bangsa Indonesia masa
sekarang? biji coklat, karet, kelapa
sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati urutan atas
dari segi produksinya di dunia. (sumber: wikipedia)
b.
Revolusi Industri dan Motivasi 3G (Gold, Glory, Gospel)
Bangsa-bangsa Eropa mengetahui Nusantara
(Indonesia) sebagai sumber rempah-rempah sudah sangat lama, bahkan sebelum
masehi. Mengapa mereka tidak mencari sendiri ke Indonesia? Pada masa tersebut
mereka masih kesulitan terutama masalah transportasi, kondisi politik, dan
keamanan. Terjadinya revolusi industri di Eropa merupakan salah satu pendorong
kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia. Apa yang dimaksud revolusi
industri?
Revolusi industri adalah pergantian atau
perubahan secara menyeluruh dalam memproduksi barang yang dikejakan oleh tenaga
manusia atau hewan menjadi tenaga mesin. Penggunaan mesin dalam industri
menjadikan produksi lebih efisien, ongkos produksi dapat ditekan, dan barang
dapat diproduksi dalam jumlah besar dan cepat. Berkembangnya revolusi industri
menyebabkan bangsa-bangsa Barat memerlukan bahan baku yang lebih banyak. Mereka
juga memerlukan daerah pemasaran untuk hasil-hasil industrinya.
Salah satu pengaruh revolusi industri
adalah dalam kegiatan transportasi. Penemuan mesin uap yang dapat dijadikan
mesin penggerak perahu merupakan teknologi baru pada masa tersebut. Perahu
dengan mesin uap merupakan penemuan sangat penting yang mendorong kedatangan
bangsa-bangsa Barat. Dengan mesin uap mereka dapat memperpendek waktu perjalanan.
Selain penemuan mesin uap, revolusi industri didukung oleh berbagai penemuan
lain, seperti kompas, mesin pemintal, dan sebagainya. Penemuan-penemuan
tersebut menjadi pendorong keinginan bangsa-bangsa Eropa melakukan berbagai
petualang.
Paham merkantilisme mendorong semangat
bangsa-bangsa Eropa untuk mencari kekayaan sebanyak-banyaknya. Semangat mencari
kekayaan tersebut beriringan dengan semangat mencapai kejayaan dan kesucian.
Dalam melakukan perjalanan ke Indonesia, bangsa-bangsa Barat menginginkan
kejayaan (kemenangan) sekaligus kesucian, yakni menyebarkan agama Kristen. Tiga
semangat tersebut (kekayaan, kejayaan, dan kesucian) menjadi semboyan
perjalanan bangsa-bangsa Eropa yang terkenal dengan 3G atau Gold (emas), Glory
(kejayaan) dan Gospel (kesucian).
2. Kedatangan Bangsa-Bangsa Barat ke Indonesia
Bagaimana proses kedatangan
bangsa-bangsa Barat ke Indonesia? Kegiatan apa saja yang mereka lakukan dalam
perjalanan tersebut?
Perhatikan peta rute kedatangan bangsa
Belanda ke Indonesia di atas! Belanda adalah negara yang paling lama menjajah Indonesia.
Selain Belanda, bangsa-bangsa Barat yang datang ke Indonesia pada masa
penjajahan adalah Portugis, Spanyol, dan Inggris.
Kedatangan bangsa-bangsa barat di
Indonesia menjadi ancaman kerajaan-kerajaan di berbagai daerah di Indonesia.
Karena itu sejak awal kedatangan bangsa-bangsa Barat di Indonesia terjadi
berbagai perlawanan dari kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Pengaruh Kebijakan
Pemerintah Kolonial Terhadap Bangsa Indonesia
Apa saja
yang dialami bangsa Indonesia pada masa penjajahan? Pemerintah kolonial
menerapkan kebijakan yang merugikan bangsa Indonesia. Akibatnya bangsa
Indonesia melakukan perlawanan untuk mengusir penjajah. Untuk mengetahui
bagaimana kebijakan pemerintah kolonial terhadap bangsa Indonesia, mari
telusuri kajian berikut ini!
a. Monopoli dalam Perdagangan
Monopoli
perdagangan yang dilakukan oleh Belanda jelas merugikan rakyat. Kalian dapat
membayangkan bagaimana perasaan para petani yang ingin menjual hasil pertanian,
tetapi dipaksa hanya menjual kepada VOC? Tentu daya tawar harga yang mereka
dapatkan sangat rendah.
Pada awal
kedatangan bangsa-bangsa Barat, rakyat Indonesia menerima dengan baik. Rakyat
di berbagai daerah memandang perdagangan merupakan hubungan baik kepada
siapapun. Hubungan perdagangan tersebut kemudian berubah menjadi hubungan
penguasaan atau penjajahan. VOC terus berusaha memperoleh kekuasaan yang lebih
dari sekedar jual beli.
Awalnya VOC
meminta keistimewaan hak-hak dagang. Lama-lama berkembang menjadi penguasaan
pasar (monopoli). VOC menekan para raja untuk memberikan kebijakan perdagangan
hanya dengan VOC. Akhirnya VOC bukan hanya menguasai daerah perdagangan, tetapi
juga menguasai politik atau pemerintahan.
Kalian tentu
sering mendengar istilah monopoli. Apakah yang disebut monopoli? Monopoli
adalah penguasaan pasar yang dilakukan oleh satu atau sedikit perusahaan.
Bagaimana dampak yang terjadi akibat monopoli? Bagi pelaku perusahaan monopoli
sangat menguntungkan karena mereka dapat menentukan harga beli dan harga jual.
Sebagai contoh pada saat VOC melakukan monopoli rempah-rempah di Indonesia, VOC
membuat perjanjian dengan kerajaan-kerajaan di Indonesia. Setiap kerajaan hanya
mengizinkan rakyat menjual hasil bumi kepada VOC. Nah, karena produsen sudah
dikuasai VOC, maka pada saat rempah-rempah dijual harganya sangat melambung.
Tentu kalian
bertanya, mengapa kerajaan-kerajaan di Indonesia mengizinkan perdagangan
monopoli VOC? Semua itu terjadi karena keterpaksaan. Belanda memaksa
kerajaan-kerajaan di Indonesia untuk mengizinkan terjadinya monopoli dengan
berbagai cara. Salah satu caranya adalah politik adu domba atau dikenal devide
et impera. Siapa yang diadu domba? Adu domba yang dilakukan Belanda dapat
terjadi terhadap kerajaan dengan kerajaan, atau antar pejabat kerajaan. Apa
tujuan Belanda melakukan adu domba?
Belanda
berharap akan terjadi permusuhan antar bangsa Indonesia, sehingga terjadi
perang antar kerajaan. Belanda juga terlibat dalam konflik yang terjadi di
dalam kerajaan. Pada saat terjadi perang antar kerajaan, Belanda mendukung
salah satu kerajaan yang berperang. Demikian halnya saat terjadi konflik di
dalam kerajaan, Belanda akan mendukung salah satu pihak. Setelah pihak yang
didukung Belanda menang, Belanda akan meminta balas jasa.
Setelah
selesai perang Belanda biasanya meminta imbalan berupa monopoli perdagangan
atau penguasaan atas beberapa lahan atau daerah. Akibat monopoli inilah rakyat
Indonesia sangat menderita. Mengapa demikian? Dengan adanya monopoli rakyat
tidak memiliki kebebasan menjual hasil bumi mereka. Mereka terpaksa menjual
hasil bumi hanya kepada VOC. VOC dengan kekuasaannya membeli hasil bumi rakyat
Indonesia dengan harga yang sangat rendah, padahal apabila rakyat menjual
kepada pedagang lain, harganya bisa jauh lebih tinggi. Sekarang kalian telah
memahami bagaimana dampak monopoli dan adu domba VOC terhadap kerajaan-kerajaan
dan rakyat Indonesia. Sekarang coba lakukan pencarian beberapa kegiatan
monopoli dan adu domba yang dilakukan VOC terhadap bangsa Indonesia.
b. Kerja Paksa
Kalian
perhatikan gambar di atas. suasana kerja paksa pada masa pemerintah Hindia
Belanda di Indonesia. Apa yang mereka kerjakan? Mengapa Belanda memaksa mereka
bekerja? Bagaimana perasaanmu melihat gambar tersebut? Pernahkah kalian
mendengar istilah rodi atau kerja paksa? Bagaimana rasanya apabila bekerja
karena terpaksa? Tentu saja bekerja karena terpaksa hasilnya tidak sebaik
pekerjaan yang dilakukan dengan sukarela. Melakukan pekerjaan karena dipaksa
juga akan membuat seseorang menderita. Hal itulah yang dialami bangsa Indonesia
pada masa penjajahan dahulu. Pemerintah Belanda menginginkan keuntungan
sebanyak-banyaknya dari bumi Indonesia sehingga menerapkan kebijakan kerja
paksa.
Mendengar
istilah kerja paksa tentu kalian sudah dapat menebak, bahwa rakyat Indonesia
bekerja tanpa fasilitas yang memadai. Mereka tidak memperoleh penghasilan yang
layak, tidak diperhatikan asupan makanannya, dan melakukan pekerjaan di luar
batas-batas kemanusiaan. Bagaimana kerja paksa yang terjadi pada masa
Pemerintah Hindia Belanda?
Tahukah
kalian berapa panjang jalur Anyer Panarukan? Jalur tersebut memanjang lebih
dari 1000 Km dari Cilegon (Banten), Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang,
Pati, Surabaya, Probolinggo, hingga Panarukan (Jawa Timur). Saat ini jalur
tersebut merupakan salah satu jalur utama bagi masyarakat di pulau Jawa. Anyer
Panarukan dibangun 200 tahun yang lalu oleh pemerintah Hindia Belanda. Mengapa
jalan tersebut harus dibangun? Bagaimana pengaruhnya bagi bangsa Indonesia?
Jalan Raya
Pos (Anyer-Panarukan) sangat penting bagi Pemerintah Kolonial Belanda. Jalan
Anyer-Panarukan tersebut menjadi sarana transportasi pemerintahan dan
mengangkut berbagai hasil bumi, dan hingga sekarang manfaat jalan tersebut
masih dapat dirasakan. Di balik besarnya proyek tersebut, perlu dipertanyakan
bagaimana proses pembangunan jalan yang melewati gunung yang terjal dan medan
yang sulit pada masa lalu? Siapakah yang menjalankan pembangunan? Pembangunan
jalan tersebut merupakan kebijakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda bernama
Herman Willem Daendels yang berkuasa sejak tahun 1808-1811. Belanda memandang
penting pembangunan jalur Anyer-Panarukan, karena jalur tersebut merupakan
penghubung kota-kota penting di pulau Jawa yang merupakan penghasil berbagai
tanaman ekspor, dengan dibangunnya jalan tersebut maka proses distribusi barang
dan jasa untuk kepentingan kolonial semakin cepat dan efisien.
Pembangunan
jalur Anyer Panarukan sebagian besar dilakukan oleh tenaga manusia. Puluhan
ribu penduduk dikerahkan untuk membangun jalan tersebut. Rakyat Indonesia
dipaksa Belanda membangun jalan. Mereka tidak digaji dan tidak menerima makanan
yang layak, akibatnya ribuan penduduk meninggal baik karena kelaparan maupun
penyakit yang diderita. Pengerahan penduduk untuk mengerjakan berbagai proyek
Belanda inilah yang disebut rodi atau kerja paksa. Kerja paksa pada masa
Pemerintah Belanda banyak ditemukan di berbagai tempat. Banyak penduduk yang
dipaksa menjadi budak dan dipekerjakan di berbagai perusahaan tambang mau- pun
perkebunan. Kekejaman Belanda ini masih dapat kalian buktikan dalam berbagai
kisah yang ditulis dalam buku-buku sejarah dan novel.
c. Sistem Sewa Tanah Rafles
Tahukah
kamu, bahwa Inggris juga pernah menjajah Indonesia pada masa tahun 1811-1816.
Penguasa Inggris di Indonesia pada masa tersebut adalah Letnan Gubernur Thomas
Stanford Raffles. Salah satu kebijakan terkenal pada masa Raffles adalah sistem
sewa tanah atau landrent-system atau Landelijk Stelsel. Sistem tersebut
memiliki ketentuan, antara lain sebagai berikut:
a. Petani
harus menyewa tanah meskipun dia adalah pemilik tanah tersebut.
b. Harga
sewa tanah tergantung kepada kondisi tanah.
c.
Pembayaran sewa tanah dilakukan dengan uang tunai.
d. Bagi yang
tidak memiliki tanah dikenakan pajak kepala.
Bagaimana
pendapatmu dengan sistem sewa tanah? Sewa tanah tetap memberatkan rakyat, dan
menggambarkan seakan-akan rakyat tidak memiliki tanah, padahal tanah tersebut
adalah milik rakyat Indonesia. Hasil sewa tanah juga tidak seluruhnya digunakan
untuk kemakmuran rakyat. Hasil sewa tanah tersebut sebagian besar digunakan
untuk kepentingan penjajah.
Kekuasaan
Inggris selama 5 tahun di Indonesia, juga menghadapi perlawanan rakyat
Indonesia di berbagai daerah. Sebagai contoh adalah perlawanan besar rakyat
Kesultanan Palembang pada tahun 1812. Sultan Sultan Mahmud Baharuddin menolak
mengakui kekuasaan Inggris. Inggris kemudian mengirim pasukan dan menyerang
kerajaan Palembang yang terletak di Sungai Musi. Perlawanan rakyat Palembang
dapat dikalahkan oleh tentara Inggris, tetapi semangat kemerdekaan rakyat
Palembang tetap membara.
Inggris juga
menghadapi perlawanan dari kerajaan besar di Jawa yakni Kasunanan Surakarta dan
Kasultanan Yogyakarta. Namun sebelum kedua kerajaan melakukan penyerangan,
Inggris berhasil meredam usaha perlawanan tersebut.
d. Tanam Paksa
Pada tahun
1830 Van den Bosch menerapkan Sistem Tanam Paksa (Cultuur Stelsel). Kebijakan
ini diberlakukan karena Belanda menghadapi kesulitan keuangan akibat perang
Jawa atau Perang Diponegoro (1825-1830), dan Perang Belgia (1830-1831).
Tanam Paksa
yang diberlakukan oleh pemerintah Belanda memiliki ketentuan yang sangat
memberatkan bagi masyarakat Indonesia. Apalagi pelaksanaan yang lebih berat
karena penuh dengan penyelewengan sehingga semakin menambah penderitaan rakyat
Indonesia. Banyak ketentuan yang dilanggar atau diselewengkan baik oleh pegawai
barat maupun pribumi. Praktik- praktik penekanan dan pemaksaan terhadap rakyat
tersebut antara lain adalah :
Ketentuan bahwa tanah yang digunakan untuk
tanaman wajib hanya 1/5 dari tanah yang dimiliki rakyat, kenyataanya selalu
lebih bahkan sampai 1⁄2 bagian dari tanah yang dimiliki rakyat.
Kelebihan hasil panen tanaman wajib tidak
pernah dibayarkan.
Waktu untuk kerja wajib melebihi dari 66
hari, dan tanpa imbalan yang memadai.
Tanah yang digunakan untuk tanaman wajib
tetap dikenakan pajak.
Melawan Keserakahan
Penjajah
Negeri
Indonesia yang jauh lebih luas dibandingkan wilayah Belanda. Pada masa lalu
Indonesia hanya dianggap sebuah provinsi bagi bangsa Belanda, Indonesia sebagai
provinsi juga tidak diperlakukan sama dengan masyarakat Belanda di Eropa.
Belanda hanya menguras kekayaan Indonesia untuk kemakmuran negerinya.
Bagaimanakah reaksi masyarakat Indonesia? Tentu saja mereka melawan. Kalian
akan mempelajari perlawanan- perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat
Indonesia dengan mencermati uraian berikut!
a. Perlawanan terhadap Persekutuan
Dagang
Kalian tentu
tidak asing dengan gambar Sultan Hasanuddin di samping. Tokoh ini sangat
ditakuti Belanda karena ketangguhannya dalam melawan Belanda, sehingga beliau
disebut sebagai “ayam jantan dari timur”. Sultan Hasanuddin adalah raja Gowa di
Sulawesi Selatan. Suatu ketika Kerajaan Gowa (Sultan Hasanuddin) dan Talo
(Arung Palaka) berselisih paham. Hal ini dimanfaatkan VOC dengan mengadu domba
kedua kerajaan tersebut. VOC memberikan dukungan, sehingga Talo menang saat
perang dengan Gowa tahun 1666. Sultan Hassanuddin dipaksa menandatangani
perjanjian Bongaya 18 November tahun 1667.
Perjanjian
Bongaya baru terlaksana tahun 1669 karena Sultan Hassanuddin masih melakukan
perlawanan kembali. Akhirnya Makassar harus menyerahkan benteng kepada VOC.
Sejak masa itu tidak ada lagi kekuatan besar yang mengancam kekuasaan VOC di
Indonesia timur. Perjanjian Bongaya telah memangkas kekuasaan kerajaan Gowa
sebagai kerajaan terkuat di Sulawesi. Tinggal kerajaan-kerajaan kecil yang
sulit melakukan perlawanan terhadap VOC.
Kisah di
atas merupaakan salah satu contoh perlawanan rakyat Indonesia di Sulawesi
Selatan terhadap persekutuan dagang VOC. Masih banyak perlawanan di berbagai
daerah dalam melawan persekutuan dagang Eropa di Indonesia. Kegiatan belajar
berikut ini akan membantu kalian menelusuri berbagai perlawanan di berbagai
daerah dalam menentang persekutuan dagang Barat.
Pada tahun
1799 terjadi peristiwa penting dalam sejarah kolonialisme dan imperialisme
Barat di Indonesia. VOC dinyatakan bangkrut hingga dibubarkan. Keberadaan VOC
sebagai kongsi dagang yang menjalankan roda pemerintahan di negeri jajahan
seperti di Indonesia tidak dapat dilanjutkan lagi. Pada tanggal 31 Desember
1799 VOC dinyatakan bubar. Semua utang piutang dan segala milik VOC diambil
alih oleh pemerintah Belanda. Setelah dibubarkannya VOC Indonesia berada
langsung di bawah pemerintah Hindia Belanda.
b. Perlawanan terhadap Pemerintah
Hindia Belanda
Bagi
masyarakat Aceh masjid Agung merupakan masjid bersejarah yang terkait erat
dengan spirit perjuangan masyarakat Aceh. Selain sebagai tempat ibadah
kebanggaan masyarakat, masjid tersebut menjadi simbol perjuangan rakyat Aceh
dalam menentang imperialisme Barat. Masjid tersebut menjadi salah satu benteng
perjuangan rakyat melawan Belanda. Karena kegigihan rakyat Aceh tersebut,
Belanda benar-benar kesulitan memadamkan perlawanan rakyat.
Perlawanan
terhadap pemerintah Hindia Belanda terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Abad XIX merupakan puncak perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah dalam
menentang Pemerintah Hindia Belanda. Kegigihan perlawanan rakyat Indonesia
menyebabkan Belanda mengalami krisis keuangan untuk biaya perang. Perlawanan di
berbagai daerah tersebut belum berhasil membuahkan kemerdekaan. Semua
perlawanan dapat dipadamkan dan kerajaan-kerajaan di Indonesia semakin
mengalami keruntuhan.
Kalian dapat
menelusuri jejak-jejak perlawanan tersebut dari berbagai peninggalan yang masih
ada hingga sekarang. Bahkan di berbagai daerah didirikan berbagai museum untuk
menjadi media pembelajaran masyarakat sekarang. Dengan mengunjungi berbagai
museum dan berbagai tempat peninggalan perlawanan rakyat Indonesia melawan
Belanda, akan menggugah semangat kebangsaan. Kalian dapat menemukan berbagai
peninggalan atau museum perjuangan pada masa lalu di setiap daerah di
Indonesia.
Apabila
kalian tinggal di Maluku, kalian dapat mencari jejak peninggalan perjuangan
Pattimura, apabila kalian tinggal di Sulawesi kalian dapat mengunjungi Benteng
Rotterdam. Demikian juga dengan daerah-daerah lain, pasti kalian dapat
menemukan berbagai peninggalan pada masa perjuangan melawan kolonialisme
Belanda. Peninggalan di Yogyakarta adalah Goa Selarong, di Sumatra Barat terdapat
Benteng Fort de Kock, di Kalimantan kalian menemukan peninggalan pada masa
perang Banjar.
Apakah
kalian pernah mengunjungi berbagai peninggalan pada masa perlawanan terhadap
Pemerintah Hindia Belanda di atas? Bagaimana sikap kalian terhadap peninggalan
tersebut? Generasi sekarang harus merawat peninggalan tersebut agar dapat
belajar bagaimana perjuangan para pahlawan pada masa lalu. Dengan demikian
kalian akan semakin giat belajar dan membangun bangsa Indonesia agar terus
berjaya.
Perlawanan
pada masa Pemerintah Hindia Belanda terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
Lokasi Indonesia pada masa lalu sulit dijangkau, sehingga perlawanan tidak
dapat dilakukan secara serentak. Faktor inilah salah satu penyebab Belanda
dapat melumpuhkan perlawanan Bangsa Indonesia.
KESIMPULAN :
Pengaruh kebijakan kolonial terhadap
masyarakat Indonesia
Kebijakan
politik-ekonomi pemerintahan kolonial, seperti penjualan tanah partikelir,
sistem pemungutan pajak tanah, sistem tanam paksa, dan adanya Undang-undang
Agraria tahun 1870 telah memberi pengaruh di dalam masyarakat Indonesia.
Pengaruh kebijakan kolonial terhadap masyarakat Indonesia tampak dalam hal:
1. bidang ekonomi:
a. tingkat
kesejahteraan masyarakat Indonesia di Pulau Jawa menurun, sehingga laju
pertumbuhan penduduknya menurun pula,
b. rakyat,
sangat tertekan dengan pemberlakuan sistem perpajakan yang memberatkan,
c. banyak
rakyat yang kehilangan tanahnya lantas menjadi para buruh dengan upah kerja
rendah.
2. bidang sosial:
a.
pendidikan bagi penduduk Indonesia mulai mengalami perkembangan yang pesat
seiring dengan munculnya kebutuhan para petugas administrasi Belanda dan para
tuan tanah partikelir,
b.
masyarakat tersusun ke dalam tiga lapisan, yaitu pejabat-pejabat birokrasi
kerajaan, kaum tuan tanah, dan rakyat lapisan bawah.
3. bidang politik:
kekuasaan
tradisional bumiputera semakin melemah sebagai akibat adanya intervensi
pemerintah Belanda terhadap persoalan-persoalan intern seperti: pergantian
takhta kerajaan, pengangkatan pejabat-pejabat kerajaan, dan penentuan kebijakan
politik kerajaan.
4. bidang budaya:
a. makin
meluasnya pengaruh budaya Eropa yang merusak sendi-sendi kehidupan budaya
tradisional, misalnya kebiasaan minum-minuman keras di kalangan bangsawan.
b. munculnya
keberanian para pemimpin agama untuk menentang pemerintahan Belanda dan para
bangsawan serta pejabat-pejabat yang merusak tatanan kehidupan tradisional yang
agamis.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletemakasih atas bantuan nya
ReplyDeleteSangat membantu. Makasih
ReplyDeleteIn this fashion my acquaintance Wesley Virgin's autobiography starts with this shocking and controversial VIDEO.
ReplyDeleteAs a matter of fact, Wesley was in the army-and shortly after leaving-he found hidden, "mind control" tactics that the government and others used to get anything they want.
These are the EXACT same SECRETS tons of celebrities (especially those who "come out of nowhere") and the greatest business people used to become rich and famous.
You probably know how you utilize only 10% of your brain.
That's really because the majority of your brain's power is UNCONSCIOUS.
Perhaps this expression has even taken place IN YOUR very own mind... as it did in my good friend Wesley Virgin's mind 7 years ago, while riding an unlicensed, garbage bucket of a car with a suspended driver's license and $3 on his debit card.
"I'm absolutely fed up with living payroll to payroll! When will I become successful?"
You've been a part of those those questions, right?
Your very own success story is waiting to be written. All you need is to believe in YOURSELF.
WATCH WESLEY SPEAK NOW